Keshia berlari tergopoh-gopoh menuju gedung itu, membawa artikel yang ia janjikan untuk sebuah majalah lifestyle di Jakarta. Sudah hampir seminggu, ia mengulur waktu. Kehilangan konsentrasi adalah hal wajar yang dialami oleh semua perempuan muda, khususnya yang sedang dalam dilema. Cocktail dress dan cardigan dengan warna senada Keshia terlihat sedikit tak rapi. Ia tergesa-gesa. Tangan kanannya membawa tas coklat besar, Tangan kirinya sibuk mengetik sebuah pesan singkat. Keshia menekan tombol lantai yang akan dituju...
" Maaf bu, saya telat memberi artikel ini. Maaaaaffff..sekali saya melanggar deadline yang ibu beri..."
Bu Tita, hanya tersenyum simpul sambil membolak-balik lembaran putih berisi 5 halaman itu. Sesekali ia menaikkan kacamatanya.
" Bagus, saya suka. Tapiiii...ini terakhir kalinya kamu seperti ini ya Keshia! " Katanya dengan nada yang mampu membuat hati ketar-ketir.
Keshia keluar dari ruangan mungil itu.Segera bergegas ke lapangan parkir yang cukup lengang, hanya dua-tiga mobil saja yang ada. Siang ini, seperti siang-siang sebelumnya. Hectic dan crowded. Keshia memutuskan untuk sedikit chillin' out di coffee shop biasa di bilangan Kemang. Alunan Your call-nya Secondhand Serenade bergema ke hampir seluruh sudut mobil Keshia. Siang itu, Sepi... Deringan HP nyaris tak terdengar. " Sudahlah Keshiaaaaa...! " Katanya ditengah-tengah senandungannya yang pelan.
Kreeeeekkkk....
Pintu kayu berkaca itu dibukanya. Hempasan dingin AC menerpa wajah Keshia yang tampil dengan sedikit pulasan blush on peach dan lipstick nude. Rambutnya dibiarkan terurai, berantakan, namun ya itulah Keshia.
Ia memilih duduk di sofa paling ujung. Dengan menu yang tersaji di hadapannya, dan sebuah memo lime green kecil yang biasa bersamanya, ia mengeluarkan pulpen dan...
kriiiinnggg...Kriiiinggg...
" Keshia, dimana kamu? Jadi tadi ketemu bu Tita? "
" Aku di Kemang, by. Yaaahhh...Hari ini berjalan lancar. Bu Tita suka dengan tulisanku. Sempat kena omel sebentar sih, gara-gara telat deadline. heheehe..Walaupun yaaaahh...ada satu yang masih tetap sama. "
" Keshia, kamu sadar satu hal, tidak? "
" Apaaaa? Apa yang akan kau jadikan petuah untukku hari ini, by? "
" Kamu adalah seseorang yang utuh sebelum ia datang. Saat dia datang, kau tetap utuh. Namun saat dia pergi, kamu akan tetap utuh, dan tak akan jadi serpihan seorang Keshia..."
" Aku tahu! Tapi seolah semua jelas by, saat kita berada dalam persimpangan jalan. "
" Semua akan jelas kalau sudah berada di tempat tujuan. Bukan di pertigaan, ataupun di persimpangan jalan, Kes..."
" By, Rasa itu akan terasa bila kita tahu apa yang kita cicipi..."
" Tapi, rasa itu akan lebih terasa, bila kita tahu bagaimana cara untuk mencicipinya, Kes. "
" Seperti, hidup akan semakin berarti kalau kita tahu bagaimana cara untuk hidup? "
" Yaa..dan perasaan kamu itu biarkan mencari jalannya sendiri. Kalau tidak, kau akan letih..."
" Iya by, sesekali aku harus berjalan sejenak. Karena aku lelah untuk terus berlari..."
Keshia terdiam. Tanpa ekspresi. Sibuk bermain dengan pikirannya sendiri. Hatinya mulai gusar. Keshia hanya ingin kebahagiaan itu. Ia merindukan kehangatan dari orang yang disayangi. Kopi panas di hadapannya mulai dingin. Ia menyeruput sedikit, dan beranjak pergi.
0 comments:
Post a Comment