Jakarta memang panas. Lalu lalang lalu lintas ibukota sangat menggila. Terlebih siang ini.
Keshia mengenakan loose T-shirt putih, skinny jeans hitam, oversize bag fuschia, dan pumps hitam. Ia menyeruput Cappucinno tercinta di dalam tumbler berwarna ungu dengan motif abstrak kuning-putih. Siang itu, ia memilih mendengarkan Last chance-nya MYMP. Hmmm..
" This is my last dance with you
This is my only chance to do all I can do
To let you know that what I feel for you is real
This is the last chance for us
This is the moment that I just cannot let end
Before I know that there's a chance were more than friends
So don't let go, don't let go
Make it last all night
This is my last chance to make you mine " Keshia berkumandang ditengah padatnya jalan raya.
" By, aku mau janjian nih sama dia. Huaaa..."
" Oya? Bagus dong, tapiii Kes..."
" Iyaaa, i have to control myself. Jangan terbang terlalu tinggi, kalau jatuh..sakiittt..."
" Ok...take care, Kes! "
Rak novel di toko buku, dengan bermacam-macam klasifikasi wacana sangat membuat Keshia tergiur. Namun, ia lebih memilih untuk 'ngubek-ngubek' buku design grafis. Jam menunjukan pukul 14.55...
Keshia tergerak untuk menelusuri buku-buku sastra. Satu persatu dicermati dengan seksama.
Lalu tiba-tiba,
" Dimana dia yang bersahaja? Mengapa jadi terasa absurd? " Gumam Keshia pelan.
@Starbucks, with ice blended Green tea...
Dengan 'berkawan' sebuah buku psikologi, "Menyingkap Karen", Keshia berusaha tak gusar dan tetap tenang. Detik waktu terus berjalan, seolah tak ada yang bisa menghentikannya. Namun, Tak ada tanda-tanda kehadirannya. Setelah sekian lama, Keshia menunggu. Gadis itu terus memandang sekeliling, harap-harap sang pujaan hati menampakan batang hidungnya.
Ia tak kunjung datang. Seolah alam menahannya untuk bersatu dengan Keshia. Sekilas, semua tampak rapi seperti ada skenario dibalik itu. Tapi sesungguhnya, itu terasa janggal. Alasan konyol bertubi-tubi menghampiri Keshia.
Yang Keshia tahu hanya satu...Kecewa. Ia terlalu buta dengan perasaannya. Batasnya sudah hampir habis. Keshia jengah, letih, sedih. Seseorang yang ia kira bisa mencintainya...
Jam menunjukan pukul 17.30...
Ia merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan ketika ia mencoba menghapus sesuatu yang indah. Keshia tak kuasa, namun ia bersikeras bahwa itu harus. Sejenak ia teringat apa yang dikatakan Abby, " Kes, Love will find a way. No matter how far it is, how hard it is, if its the time come, Love will answer all. So, don't let yourself be a drowning pieces. You're too precious to be hurt..."
Sebuah memo kecil berwarna lime green dengan tulisan 'I heart you' silver dikeluarkannya...
Aku terlahir sebagai wanita. Untuk tetap menjadi seorang wanita...
Aku berharga karena aku tahu siapa aku...
Dimana dia? menghilang?
Atau aku yang terlalu bermimpi?
Aku hanya ingin satu jiwa kembali utuh,
seperti saat itu, saat aku tahu batapa aku bahagia
Semua telah hilang, diam dalam debu...
Semua hanya soal waktu!
Hingga detik ini-pun,
aku bertarung dengan waktu.
Dia...seolah hanya imajinasi wanita muda di ibukota
Tanpa wujud,
Namun berjuta kata manis dan lugu!
Terlihat suci, tanpa cela...
Walau semua ternyata ilusi semata!
Tolong hargai aku!!!
Aku...
Mencintaimu, pujangga busuk!
Aku berharga karena aku tahu siapa aku...
Dimana dia? menghilang?
Atau aku yang terlalu bermimpi?
Aku hanya ingin satu jiwa kembali utuh,
seperti saat itu, saat aku tahu batapa aku bahagia
Semua telah hilang, diam dalam debu...
Semua hanya soal waktu!
Hingga detik ini-pun,
aku bertarung dengan waktu.
Dia...seolah hanya imajinasi wanita muda di ibukota
Tanpa wujud,
Namun berjuta kata manis dan lugu!
Terlihat suci, tanpa cela...
Walau semua ternyata ilusi semata!
Tolong hargai aku!!!
Aku...
Mencintaimu, pujangga busuk!
Meskipun kau antara ada dan tiada...
0 comments:
Post a Comment