Bruuukkkkk...
" Aduuuhh, maaf mbaaakk, yaa...bukunya berserakan deh...maaf mbak..." Viola, yang saat itu sedang tergesa-gesa, mencari novel berbahasa Spanyol untuk kadonya Nanda. Ya! Nanda, gadis mungil yang sedikit fasih berbicara dalam 4 bahasa sekaligus. Viola menunduk, membantu membereskan buku yang dipegang olehnya. Sekilas Viola melirik kearah perempuan muda itu. Wah, cantik! Dengan rambut dicepol acak-acakan, poni yang menutupi sebelah matanya yang tajam berkat eyeliner hitam yang melekat indah disana. Perempuan itu mengenakan long sleeves putih berbahan tipis, dan unfinished mini skirt yang belel. Converse hitam plus beberapa tumpuk kalung di lehernya.
" Iya tidak apa-apa. Mungkin kamu sedang diburu waktu. Sini saya saja yang membereskan..."
" Wuaaahhh, gausah mbak, kan gw yang jatohin..." Kataku cepat. Aku melihat beberapa buku miliknya. Ada dua novel sastra. Satu komik Beni & Mice. Satu majalah fashion. Satu buku psikologi populer. Dua buku tentang sosial-politik. WOW! Perempuan cerdas! Pikirku dalam hati. Tapiii..Ups, apa itu? Aku melihat sebuah buku yang tidak terlalu besar, dengan judul " He's just not that into you " karangan Greg Behrendt & Liz Tuccillo. hmmm...
" Buku ini bagus loh. Sangat pas dengan perempuan yang bertanya-tanya tentang dunia laki-laki beserta perasaannya..." Katanya singkat. Wajahnya terulas senyum, namun hanya sekilas.
" Ooohh, gitu yaaa...bisa gw liat bentar? "
Dia menyodorkan bukunya padaku. Aku melihat resensi yang ada di belakang buku. Well, nice book!
" Saat kamu bingung dengan sikap seorang pria yang kamu sayangi, ada kalanya kamu harus mencari sesuatu untuk menjawabnya. "
Buset! Formal amat nih mbak-mbak ngomongnya. Pikirku dalam hati. Hihihi...
" Ummm, emang mbak lagi ngalamiiiinnn yaaaa? hehehe..." Tanyaku asal.
Perempuan itu menganguk dan tertawa kecil. Tangannya menutup wajahnya yang memerah.
" Iyaaa, aku menunggu seseorang datang sejak lama. Aku... ada rasa, namun dia tak kunjung datang. Sosoknya masih terbatas dalam fantasiku..." Katanya dengan mata yang sedikit menerawang. Aku terdiam!
" Kamu tahu, lelahnya menunggu? "
Aku tersentak kaget. Kok, kita jadi terlibat pembicaraan seperti ini ya? Aku mengangguk saja...
" Kamu tahu, lelahnya berlari ? Kadang, perempuan selalu berlari dan ia tak sadar. Ia kira itu hanya berjalan, padahal berlari..."
Aku memiringkan kepalaku dan sedikit memicingkan mata untuk memahami maksudnya.
" Aku mencintai seseorang yang tak nyata. Aku menunggu waktu, dan dilema dengan diriku. Antara logika...dan perasaan.."
" Mbaaakkk...jujur neeeehhh, gw juga ngerasain apa yang mbak rasain. Gw juga lagi deket sama orang, deket banget malah. Tapiiii, untuk ketemu sama dia harus bikin appointment dulu sama sekretarisnya. Hahaha... Susah beneeeerrrr! Gw kan jadi mikir macem-macem ya, apa iya dia masih single, apa iya dia suka sama gw...? Wajar dong...."
Lagi-lagi, perempuan itu tersenyum. Dia menatapku, dan...
" Yang kutahu, sesuatu yang absurd itu sangat gambling. Itu bisa jadi surprise buat kita, tapi di lain sisi, itu akan jadi boomerang juga. Kita bisa bahagia atau malah terluka..."
" Bener banget mbak! Setuju gw... trus, kita mesti gimana dong ? "
" Berdiri tegap. Pandang kedepan. dan terus berjalan, jangan berlari..."
" Trus, jangan terbang terlalu tinggi mbak. Kalo jatoh sakkiiiitttt..hehehe... Oia, gw cabut dulu nih! Temen gw udah nungguin kayaknya. Oke! Oia, nama lo sapa? Gw Viola..."
" Keshia. Nice to meet you, Viola. Have a nice day, yaaa..."
Perempuan itu berlalu, Keshia. Dan aku, Viola. Dua wanita metropolitan yang bernasib sama. Orang yang kita cintai, entah ada dimana...
" Aduuuhh, maaf mbaaakk, yaa...bukunya berserakan deh...maaf mbak..." Viola, yang saat itu sedang tergesa-gesa, mencari novel berbahasa Spanyol untuk kadonya Nanda. Ya! Nanda, gadis mungil yang sedikit fasih berbicara dalam 4 bahasa sekaligus. Viola menunduk, membantu membereskan buku yang dipegang olehnya. Sekilas Viola melirik kearah perempuan muda itu. Wah, cantik! Dengan rambut dicepol acak-acakan, poni yang menutupi sebelah matanya yang tajam berkat eyeliner hitam yang melekat indah disana. Perempuan itu mengenakan long sleeves putih berbahan tipis, dan unfinished mini skirt yang belel. Converse hitam plus beberapa tumpuk kalung di lehernya.
" Iya tidak apa-apa. Mungkin kamu sedang diburu waktu. Sini saya saja yang membereskan..."
" Wuaaahhh, gausah mbak, kan gw yang jatohin..." Kataku cepat. Aku melihat beberapa buku miliknya. Ada dua novel sastra. Satu komik Beni & Mice. Satu majalah fashion. Satu buku psikologi populer. Dua buku tentang sosial-politik. WOW! Perempuan cerdas! Pikirku dalam hati. Tapiii..Ups, apa itu? Aku melihat sebuah buku yang tidak terlalu besar, dengan judul " He's just not that into you " karangan Greg Behrendt & Liz Tuccillo. hmmm...
" Buku ini bagus loh. Sangat pas dengan perempuan yang bertanya-tanya tentang dunia laki-laki beserta perasaannya..." Katanya singkat. Wajahnya terulas senyum, namun hanya sekilas.
" Ooohh, gitu yaaa...bisa gw liat bentar? "
Dia menyodorkan bukunya padaku. Aku melihat resensi yang ada di belakang buku. Well, nice book!
" Saat kamu bingung dengan sikap seorang pria yang kamu sayangi, ada kalanya kamu harus mencari sesuatu untuk menjawabnya. "
Buset! Formal amat nih mbak-mbak ngomongnya. Pikirku dalam hati. Hihihi...
" Ummm, emang mbak lagi ngalamiiiinnn yaaaa? hehehe..." Tanyaku asal.
Perempuan itu menganguk dan tertawa kecil. Tangannya menutup wajahnya yang memerah.
" Iyaaa, aku menunggu seseorang datang sejak lama. Aku... ada rasa, namun dia tak kunjung datang. Sosoknya masih terbatas dalam fantasiku..." Katanya dengan mata yang sedikit menerawang. Aku terdiam!
" Kamu tahu, lelahnya menunggu? "
Aku tersentak kaget. Kok, kita jadi terlibat pembicaraan seperti ini ya? Aku mengangguk saja...
" Kamu tahu, lelahnya berlari ? Kadang, perempuan selalu berlari dan ia tak sadar. Ia kira itu hanya berjalan, padahal berlari..."
Aku memiringkan kepalaku dan sedikit memicingkan mata untuk memahami maksudnya.
" Aku mencintai seseorang yang tak nyata. Aku menunggu waktu, dan dilema dengan diriku. Antara logika...dan perasaan.."
" Mbaaakkk...jujur neeeehhh, gw juga ngerasain apa yang mbak rasain. Gw juga lagi deket sama orang, deket banget malah. Tapiiii, untuk ketemu sama dia harus bikin appointment dulu sama sekretarisnya. Hahaha... Susah beneeeerrrr! Gw kan jadi mikir macem-macem ya, apa iya dia masih single, apa iya dia suka sama gw...? Wajar dong...."
Lagi-lagi, perempuan itu tersenyum. Dia menatapku, dan...
" Yang kutahu, sesuatu yang absurd itu sangat gambling. Itu bisa jadi surprise buat kita, tapi di lain sisi, itu akan jadi boomerang juga. Kita bisa bahagia atau malah terluka..."
" Bener banget mbak! Setuju gw... trus, kita mesti gimana dong ? "
" Berdiri tegap. Pandang kedepan. dan terus berjalan, jangan berlari..."
" Trus, jangan terbang terlalu tinggi mbak. Kalo jatoh sakkiiiitttt..hehehe... Oia, gw cabut dulu nih! Temen gw udah nungguin kayaknya. Oke! Oia, nama lo sapa? Gw Viola..."
" Keshia. Nice to meet you, Viola. Have a nice day, yaaa..."
Perempuan itu berlalu, Keshia. Dan aku, Viola. Dua wanita metropolitan yang bernasib sama. Orang yang kita cintai, entah ada dimana...
0 comments:
Post a Comment